StudentOne_Study tour merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dilakukan di luar lingkungan sekolah dengan mengunjungi lokasi-lokasi tertentu
yang memiliki nilai edukasi. Lebih dari sekadar perjalanan biasa, kegiatan ini
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik dan tak terlupakan
bagi para siswa.
Study tour dapat dilakukan ke obyek-obyek terdekat dengan sekolah dapat juga dilakukan ke obyek yang jauh dari sekolah. Ukuran jauh dari sekolah misalnya di kota yang berbeda, luar provinsi sampai ke luar negeri.
Karena obyek Tujuan di luar
sekolah sudah pasti terdapat ongkos yang harus dikeluarkan. Apakah memberatkan?
Ya atau tidaknya tergantung dari mana meninjaunya. Karena yang harus menanggung
biaya adalah orang tua siswa maka faktor kemampuan orang tua menjadi penting. Bila
orang tua bersepakat, memahami tujuan, berkepentingan dengan pengembangan anak,
dan mampu membiayai maka hal ini tidak memberatkan. Bila sebaliknya tentu
berbeda cerita.
Program study tour seyogyanya juga
menjadi pengejawantahan dari visi dan misi sekolah. Sekolah yang memasang visi sebagai
sekolah bernuansa internasional sudah tentu tidak cukup bila study tour
hanya di dalam negeri. Ia harus punya program study tour ke luar negeri.
Dengan demikian sejak dini siswa sudah dikenalkan dengan kehidupan
internasional.
Student One Islamic School
termasuk sekolah yang mendidik siswanya kelak menjadi warga global dan mampu
bersaing di dunia internasional. Untuk mengantarkan siswa mulai mengenal
pergaulan internasional, Student One menawarkan study tour ke luar negeri bagi siswa-siswanya.
Program ini disebut dengan International Educational and Cultural Studies
(IECS). Pada tahun 2025 ini tawaran program IECS disambut oleh para orangtua siswa dan 53 orang diantaranya
mendaftarkan putra/putrinya. Sebanyak 48 siswa berkunjung ke Singapura dan Malaysia,
dan lima siswa ke Korea Selatan pada akhir April tahuh ini.
Dengan mengikuti
program IECS siswa Student One memperoleh beberapa nilai positif sebagaimana
dijelaskan berikut ini.
1. Dari sisi edukasi dan akademis, melalui study
tour siswa mengalami pembelajaran kontekstual, melihat, mengalami, dan merasakan
secara langsung apa yang selama ini mereka dapatkan dari buku teks ataupun
penjelasan guru. Efek berikutnya adalah terbukanya wawasan dan bertambahnya
pengetahuan siswa. Pengalaman baru berupa suasana yang menyenangkan ini semakin melekatkan kesan seumur hidup.
Di bangku sekolah siswa mendapat pelajaran tentang tanda pengenal diri. Bila di dalam negeri pengenal diri adalah kartu tanda penduduk (KTP) dan bila ke luar negeri KTP tidak berlaku, penggantinya adalah pasport. Maka saat hendak berangkat ke negara tujuan IECS siswa mengalami langsung proses pembuatan pasport hingga menggunakannya saat keberangkatan di bandara dan saat hendak masuk ke negara lain.
Naik MRT di Seoul
2. Pada nilai pengembangan pribadi/karakter
beberapa nilai yang diperoleh siswa misalnya meningkatkan kemandirian, meningkatkan
kemampuan adaptasi, dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Beberapa orang tua yang dihubungi saat mengantar ke bandara mengaku bahwa putra/putrinya mempersiapkan sendiri pakaian yang hendak dibawa. Begitupun saat di luar negeri, mereka harus mengatur keuangan mereka dan menggunakan uang secara bijak karena terdapat perbedaan nilai tukar mata uang Indonesia dan negara setempat, seperti menawar harga, menentukan jenis dan kuantitas belanja, dll. Dalam hal ini literasi keuangan mereka terbangun.
Mereka juga harus membawa tas bawaan mereka sendiri, dan mengatur pakaian yang sesuai dengan jadwal panitia.
Selama perjalanan peserta IECS melaksanakan shalat wajib dengan cara jamak-qashar (menggabungkan 2 waktu shalat dan meringkas bilangan rakat), mengikuti kultum dan melaksanakan muraja'ah setiap bakda shalat wajib.
Semua hal tersebut meningkatkan kepercayaan diri siswa. Mereka akan bercerita kepada ayah bunda, saudara, dan teman-temannya tentang pengalamannya.
Dibimbing oleh guru, shalihah melaksanakan murajaah di Masjid Negara, KL
3. Nilai lain yang tumbuh adalah
nilai psikologis dan inspirasional. Perjalanan ini sudah pasti memberikan
pengalaman baru, menghilangkan kejenuhan, membangun kenangan positif, dan menumbuhkan
inspirasi dan cita-cita.
Selain nilai edukasi, IECS sudah pasti bernilai
rekreasional bagi siswa. Pengalaman baru dapat menyegarkan pikiran, mengurangi
stres dan membangkitkan efek kegembiraan. Kebersamaan dengan guru dan teman
serta menyaksikan langsung lanskap tempat baru dan pertemuan dengan orang-orang
baru membuka wawasan berpikir siswa.
Momen kebersamaan dengan pembimbing dan teman-teman terkadang
menimbulkan beraneka ragam interaksi, seperti kelucuan, ketegangan bahkan
kekeliruan dapat menimbulkan kesan mendalam. Kesan ini menjadi bahan cerita
indah saat mereka bertemu.
Suasana di luar negeri juga memantik inspirasi siswa untuk
meniru sisi positif bahkan bercita-cita suatu saat dapat belajar, kulian atau
bekerja di luar negeri.
Kemajuan teknologi negara Ginseng memantik minat belajar
Secara keseluruhan study tour
yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik bukan sekedar jalan-jalan biasa. Lebih
dari itu dapat memberikan pengetahuan baru yang melampaui pembelajaran akademis
karena secara holistik cukup efektif untuk membentuk karakter, pengalaman,
cita-cita masa depan. Siswa berperan akftif selama dalam kegiatan ini, hasil
belajar melalui pengalaman langsung bertahan lebih lama di dalam memori anak. Dengan
demikian sejatinya study tour merupakan investasi di bidang Pendidikan untuk masa depan.[]